Followers

Sunday, March 1, 2009

Derhaka, Maksiat Di Bolehkan?

Bila kita perhatikan sejak mutakhir ini,kita di kejutkan dengan isu derhaka di media-media..Betul derhaka,suatu perbuatan yang keji dan dilarang, tetapi bila dikaji sebenarnya memang boleh derhaka pada sesiapa sekalipun kecuali kepada ALLAH dan RasulNYA..

Tetapi sekiranya mereka berdegil dan mahu derhaka juga pada ALLAH dan RasulNYA, boleh juga, kalau nak tau bacalah sampai habis, jangan cepat-cepat menghukum, Lain kali setiap cerita @ berita mesti dikenalpasti dan di nilai kesemua ceritanya, ini tidak ucapan 1jam tapi yang dikeluarkan 10 saat, baruah betullah...... jom layan pas tu baru komen ye....


Pada suatu hari Ibrahim bin Adham didatangi oleh seorang lelaki yang gemar melakukan maksiat. Lelaki tersebut bernama Jahdar bin Rabi'ah. Ia meminta nasehat kepada Ibrahim agar ia dapat menghentikan perbuatan maksiatnya.Ia berkata, "Ya Aba Ishak, aku ini seorang yang suka melakukan perbuatan maksiat. Tolong berikan aku nasihat dan cara yang terbaik untuk menghentikannya!"



Setelah merenung sejenak, Ibrahim berkata, "Jika kau mampu melaksanakan lima syarat yang ku berikan, Maka kau boleh melakukan maksiat."Tentu saja dengan penuh rasa keinginan nak tahu . Jahdar kembali bertanya, "Apakah syarat-syarat itu, ya Aba Ishak?"

SYARAT PERTAMA:

Jika engkau melaksanakan atau melakukan perbuatan maksiat, janganlah kau memakan Rezeki Allah," ucap Ibrahim.Mendengar ituJahdar mengernyitkan dahinya lalu berkata, "Lalu dari mana Aku Mahu makan? Bukankah segala sesuatu yang berada di bumi ini adalah rezeki Allah?"

"Benar," jawab Ibrahim dengan tegas. "Bila engkau telah mengetahuinya, masih pantaskah engkau memakan rezeki-Nya, sementara Kau terus-menerus melakukan maksiat dan melanggar perintah-perintahnya?""Baiklah," jawab Jahdar tampak menyerah. "

SYARAT KEDUA:

Kemudian apa syarat yang kedua?""Kalau kau bermaksiat kepada Allah, janganlah kau tinggal di bumi-Nya," kata Ibrahim lebih tegas lagi.Syarat kedua membuat Jahdar lagi terkejut. ".Syarat ini lebih hebat lagi. Lalu aku harus tinggal di mana? Bukankah bumi dengan segala isinya ini milik Allah?"

"Benar wahai hamba Allah. Karena itu, pikirkanlah baik-baik, apakah kau masih pantas memakan rezeki-Nya dan tinggal di bumi-Nya, sementara kau terus berbuat maksiat?" tanya Ibrahim."Kau benar Aba Ishak," ucap Jahdar kemudian. "Lalu apa syarat ketiga?" tanya Jahdar.

SYARAT KETIGA:

"Kalau kau masih bermaksiat kepada Allah, tetapi masih ingin memakan rezeki-Nya dan tinggal di bumi-Nya, maka carilah tempat tersembunyi yang tak terlihat olehNya."Syarat ini membuat lelaki itu terperanjat. "Ya Aba Ishak, nasihat macam mana ini? Mana mungkin Allah tidak melihat kita?"

"Bagus! Kalau kau yakin Allah selalu melihat kita, tetapi kau masih terus memakan rezeki-Nya, tinggal di bumi-Nya, dan terus melakukan maksiat kepada-Nya, pantaskah kau melakukan semua itu?" tanya Ibrahin kepada Jahdar yang masih tampak bingung dan terperanjat. Semua ucapan itu membuat Jahdar bin Rabi'ah tidak terkata dan membenarkannya."Baiklah, ya Aba Ishak, lalu katakan sekarang apa syarat keempat?"

SYARAT KEEMPAT:

"Jika malaikat maut hendak mencabut nyawamu, katakanlah kepadanya bahwa engkau belum mahu mati sebelum bertaubat dan melakukan amal saleh." Jahdar termenung. Tampaknya ia mulai menyedari semua perbuatan yang dilakukannya selama ini. Ia kemudian berkata, "Tidak mungkin... tidak mungkin semua itu aku lakukan."

"Wahai hamba Allah, bila kau tidak sanggup mengundurkan hari kematianmu, lalu dengan cara apa kau dapat menghindari kemurkaan Allah?" Tanpa banyak komentar lagi, ia bertanya syarat yang kelima, yang merupakan syarat terakhir. Ibrahim bin Adham untuk kesekian kalinya memberi nasihat kepada lelaki itu.

SYARAT KELIMA:

"Yang terakhir, bila malaikat Zabaniyah hendak menggiringmu ke neraka di hari kiamat nanti, janganlah kau ikut bersama dengannya dan menjauhinya!"

Lelaki itu nampaknya tidak sanggup lagi mendengar nasihatnya. Ia menangis penuh penyesalan dan keinsafan. dia berkata sudah pasti malaikat tidak akan membiarkan aku menolak keputusannya.Dengan wajah penuh sesal ia berkata, "Cukup…cukup ya Aba Ishak! Jangan kau teruskan lagi. Aku tidak sanggup lagi mendengarnya. Aku berjanji, mulai saat ini aku akan beristighfar dan bertaubat nasuha kepada Allah."

Jahdar memang menepati janjinya. Sejak pertemuannya dengan Ibrahim bin Adham, ia benar-benar berubah. Ia mulai menjalankan ibadah dan semua perintah-perintah Allah dengan baik dan khusyu'.

1 comments:

noorlara said...

alangkahkah kerdilnye kita di muka bumi ni kalau tak sedar diri lagik tak taule, zaman ni manusia derhaka / ingkar kepada Allah SWT melambak jadi apatah lagik nak derhaka kepada sesama manusia yg belum tentu sempurna iman dan amalannya. Yang paling menyampah bila isu derhaka dipolitikkan.....macamle rakyat malaysia ni tak skolah

Post a Comment